EFISIENSI FAKTOR
PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG MANIS
(Zea
mays saccharata L) DI KELURAHAN LANDASAN ULIN UTARA
KOTA BANJARBARU
(Efficiency
Factor Of Production And Feasibility Sweet Corn Farming
In The Village Landasan Ulin Utara of Banjarbaru)
Hastirullah Fitrah
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine efficient use of
production factors and to determine the feasibility of sweet corn farm in the
Village of Landasan Ulin Utara.
This study uses a survey by observation
techniques, random sampling technique, farmers which grow corn population of 60
people and is taken as a sample of 30 people (50%).
estimate of production factors Sweet Corn farming show the
value of the F-stat. 0:01 (39.67753)> F-table 0:01 (2.142), mean overall
effect of independent variables on the dependent variable, in other words land
factor, Manure, Fertilizer NPK and Drug extremely influential on the level of
confidence of 99% of the production at the Sweet Corn The village Landasan Ulin
Utara.
Coefficient of determination value
of 0.863916, it can be seen that all which independent variables included in
the equation is able to explain the variation in the production of 86.3916%,
13.6084% while the rest is caused by other factors not included in this study.
Land
area (X1), the value of t-stat (-0.9713889) <t-tab 00:05 (1.967). Regression
coefficient that indicates the elasticity of production of -0.0642614,
elasticity value is negative, is in the region III irrational and inefficient
due to the elasticity of value of production less than 0.
Manure
(X2), t-stat value of 0.8394879 <value t-tab 00:05 (1697), the value of the
regression coefficient of 0.0867782, the value of production elasticity is
positive which is in phase II (0 ≤ bi ≤ 1), means that it is technically manure
used efficiently.
NPK
fertilizer (X3) t-stat value (3.2772408) <t-table 0:01 (2,457), NPK
fertilizer value of the regression coefficient of 0.4132778, the elasticity is
positive on 0 ≤ bi ≤ 1 (Phase II) NPK fertilizer is technically efficient.
Drugs
(X4),
the elasticity of
production
is positive
means
the use
of factors of production of drugs is
technically efficient (0 ≤ bi ≤ 1).
Sweet
corn farm in the Village Landasan Ulin Utara feasible for be developed, because
the feasibility value greater than 1 (RCR> 1), for every USD 1 invested or
spent in sweet corn farm will generate revenue of Rp 1.56 and a profit of Rp
0,56.
Key words : Efficiency, Production
Factor, Feasibility
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung manis merupakan
jenis jagung yang belum lama dikenal dan baru dikembangkan di Indonesia. Jagung
manis semakin populer dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih
manis dibandingkan jagung biasa. Selain itu, umur produksinya lebih singkat (genjah),
sehingga sangat menguntungkan untuk diusahakan (Rahmi dan Jumiati, 2007).
Kebutuhan akan
tersedianya jagung manis semakin tahun semakin meningkat. Berdasarkan data dari
BPS (2011), pada tahun 2008 – 2010, ekspor jagung manis mengalami penurunan sebesar
17.25% per tahun, sedangkan impor jagung manis mengalami peningkatan sebesar
6.26% per tahun. Hal ini menandakan bahwa produksi jagung manis nasional belum
dapat mencukupi permintaan pasar.
Pada saat sekarang ini
tersedianya faktor produksi pertanian tidak menjamin adanya peningkatan
produksi, hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi
produktivitas pertanian diantaranya, ketersedian lahan pertanian yang saat ini
terus mengalami penurunan yang disebabkan oleh alih fungsi lahan pertanian
menjadi fungsi yang lainnya, seperti ; perumahan, jalan raya, perkebunan dan
pertambangan. Menurut Heru (1996) bahwa
diperkirakan kehilangan lahan pertanian yang produktif dipulau jawa dan sumatera
mencapai 100.000 Ha per tahun. Penggunaan pupuk anorganik yang melebih
ketentuan atau melebihi ambang batas
yang dianjurkan sebagai akibatnya lahan-lahan pertanian akan mengalami
kejenuhan berat dan penurunan
produktivitas (Karwan, 2003).
Menurut Benu dkk (2011) bahwa penggunaan faktor
produksi dan penerapan teknologi memegang peranan penting dalam peningkatan
produksi, kurang tepatnya penerapan dan penggunaan teknologi seperti teknologi
pupuk dan obat-obatan, maka akan menjadikan rendahnya produksi dan tingginya
biaya produksi, untuk menetapkan teknologi atau faktor produksi secara optimal
perlu diketahui faktor produksi mana yang harus ditambah atau dikurangi.
Kelurahan Landasan Ulin merupakan salah satu kelurahan
yang ada di kota Banjarbaru propinsi Kalimantan Selatan, Kelurahan ini
merupakan daerah pertanian dan industri, sebagian besar penduduknya bekerja
pada sektor pertanian, terutama usahatani jagung manis, dalam berusahatani
jagung masyarakat Kelurahan landasan ulin sudah mengadopsi teknologi, seperti
pupuk, obat-obatan dan lain sebagainya, namun pada kenyataannya, petani hanya
sebatas melaksanakan saja tanpa ada perhatian atau pemahaman tentang kebutuhan
pupuk yang optimal dan tidak pernah menganalisis secara ekonomi yang penting
bagi petani, menanam, memelihara dan panen. Untuk itu dalam penelitian ini
peneliti mengamati tentang efisiensi penggunaan faktor produksi dan kelayakan
usatani jagung pada kelurahan tersebut.
Identifikasi
Masalah
Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan pangan,
sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, maka perlu
adanya peningkatan produksi, terutama produksi tanaman pangan, namun
peningkatan produksi ini terkendala oleh berbagai faktor diantaranya makin
sempitnya luas lahan pertanian, sebagai akibat alih fungsi lahan yang
perkembangannya makin pesat, makin berkurangnya kesuburan tanah, sebagai akibat
penggunaan bahan-bahan kimia yang berlebihan seperti pupuk dan obat-obatan,
serta kurangnya pemahaman petani dalam menerapkan faktor produksi sehingga petani tidak
mengetahui efisien atau tidaknya usahatani yang diselenggarakan yang berakibat
pada makin besarnya biaya usahatani. Pada umumnya petani orientasi pada
produksi, tidak mengetahui faktor produksi tersebut sudah optimal atau belum.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas maka dalam penelitian ini merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana Efisiensi penggunaan faktor
produksi usahatani jagung di Kelurahan Landasan Ulin dapat dioptimalkan ?
2.
Bagaimana kelayakan usahatani jagung di
Kelurahan Landasan Ulin Utara ?
Batasan Masalah
Agar Penelitian ini
tidak keluar dari Permasalahan yang diamati maka perlu ada pembatasan masalah
yakni ; Produksi yang diambil selama 1 (satu) kali proses produksi yaitu panen
pada tahun 2010.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani jagung manis di
Kelurahan Landasan Ulin Utara ?
2. Untuk
mengetahui Kelayakan usahatani jagung di Kelurahan Landasan ulin Utara.
Kegunaan
1.
Sebagai masukan
bagi petani atau masyarakat di Kelurahan Landasan Ulin Utara ;
2.
Sebagai bahan informasi bagi petani dan
pemerintah untuk langkah-langkah selanjutnya dalam usaha pembangunan dan
pembangunan daerah.
3.
Sebagai bahan pertimbangan petani dan
pemerintah dalam memilih alternatif cabang usahatani yang akan dikelola.
METODOLOGI
Tempat
dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di
Kelurahan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Waktu
pelaksanaan selama 3 (dua) Bulan yakni dari bulan juni sampai dengan bulan
Agustus 2011.
Data
dan Sumber Data
Data yang diamati dan dianalisa dalam
penelitian meliputi data primer dan sekunder.
Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani
responden yang dibantu dengan daftar pertanyaan (Questioner) yang telah
disediakan. Data sekunder dikumpulkan
dari instansi - instansi pemerintah, yang terkait dalam penelitian ini.
Metode Penarikan Contoh
Penelitian ini menggunakan metode
survei dengan teknik observasi, penarikan contoh (sampel) menggunakan teknik
acak sederhana (Simple Random Sampling), dimana setiap petani mempunyai kesempatan
yang sama untuk diambil sebagai sample.
Populasi petani yang menanam jagung berjumlah 60 orang dan diambil
sebagai sample sebanyak 30 orang (50%).
Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi kuadratik dan Efesiensi penggunaan faktor produksi. untuk menganalisis adanya keterkaitan antara variable dependen dan beberapa variable independent, dan mengetahui elastisitas produksi menurut Gujarati (1995) dapat didekati dengan analisis dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas, model persamaan ini digunakan karena akan menghasilkan koefisien regresi yang juga sekaligus menunjukan nilai elastisitas. Secara matematis model fungsi produksi tersebut :
β1 β2 β3
μ
Y = βo. X1 . X2 .
X3 . i …(1)
Keterangan :
Y = Produksi
(Kg)
X1 = Luas
Lahan (Ha)
X2 = Pupuk
Kandang (zak)
X3 = Pupuk NPK
(Kg tongkol segar)
X4 = Pupuk NPK
Phoska (Kg)
βo
= Intercept
β ; 1,2,3 = Parameter pengamatan
μi = Kesalahan Pengganggu (Standart Error)
Untuk
memudahkan perhitungan secara statistik maka model fungsi produksi Cobb-Douglas
ditransformasi dalam bentuk Logaritma Natural (ln) , sehingga diperoleh
persamaan sebagai berikut :
LnY = Lnβo + β1 Ln
X1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 +
μi … (2)
Asumsi :
1.
E (μi/Xi) = 0
2. Tidak ada Autokorelasi ; cov (μi, μj) = E (μi, μj) = 0
i ≠ j ;
3. Heteroskedastis (keragaman μ dari setiap variabel X
tersebar sama) ; Var (μi/Xi) = E (μi2) = σ2
4. Tidak ada Multikorelasi antar variabel independent (X)
5. Covariance (μi, Xi) = 0 ; E [μi – E (μi)] [ Xi – E (Xi)] = 0
Kemudian dengan taraf kepercayaan 1 – α , 1 – α/2 dilakukan uji dengan menggunakan t-test dan
F-test. Dengan kriteria sebagai berikut :
1.
Apabila t-test
> t-tab (0,05), maka Ho ditolak, artinya variabel independent tersebut berpengaruh secara nyata terhadap
variabel dependen.
2.
Apabila t-test
< t-tab (0,05), maka Ho ditolak, artinya variabel independent tersebut tidak berpengaruh secara nyata
terhadap variabel dependen.
Fungsi produksi Cobb-Douglas
dapat sekaligus dapat mengetahui elastisitas produksi ; dimana koefisien
regresi merupakan elastisitas produksi Ep = bi. Elastisitas produksi adalah
persentasi perubahan dari output sebagai akibat adanya persentasi perubahan
input. Efisiensi faktor-faktor produksi dapat dicapai apabila nilai produk
marginal sama dengan harga faktor produksi (Soekartawi, 1995), secara matematis
ditulis sebagai berikut :
bá¿©. Pá¿©
= P X …………………(5)
X
Keterangan
:
bá¿©. Pá¿©
= Nilai Produk Margina (NPM)
X
b
= Elastisitas Produksi
á¿©
= Produksi Rata-rata
X
= Faktor Produksi Rata-rata
Pá¿©
= Harga Produksi Rata-rata
PX
= Harga Faktor Produksi rata-rata
Untuk mengetahui kelayakan usahatani jagung konsep Return Cost Ratio (RCR) membandingkan antara penerimaan total (Total Revenue) dengan Biaya Total (Total Cost). Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut : (Fadholi, 1989),
TR
RCR
= ………………(6)
TC
Dimana :
RCR = Return Cost Ratio
TR
= Total Revenue / Penerimaan Total (Rp)
TC = Total Cost /
Biaya Total (Rp)
Kriteria Uji :
1. Apabila RCR > 1, Maka usahatani jagung layak diusahakan
2. Apabila RCR < 1, maka usahatani jagung tidak layak diusahakan
Definisi Operasional
1.
Produksi adalah jumlah semua hasil
tanaman padi yang diperoleh selama 1
periode pemeliharaan, dihitung dengan satuan kilogram (Kg)
2. Produktivitas adalah perbandingan antara produksi
dengan input yang digunakan (ton/ha) ;
3. Luas
lahan, adalah variabel independen (X1) yakni ; luas lahan yang digunakan oleh
petani dalam usahatani padi dengan satuan hektar
4. Elastisitas
produksi adalah persentasi perubahan dari output sebagai akibat perubahan
input.
5. Nilai
Produk Marginal adalah perkalian antara elastisitas produksi, produksi
rata-rata dan harga produksi rata-rata dibagi dengan faktor produksi rata-rata
6. Efisiensi
adalah perbandingan antara nilai produk marginal dengan harga faktor produksi
7. Pupuk
Kandang variabel independen (X2) adalah pupuk organik dari kotoran hewan (sapi,
ayam dan kambing), satuan zak (50 Kg) dan harga dengan satuan Rupiah.
8. Pupuk
NPK Phonska variabel independent (X3) adalah jenis pupuk yang digunakan oleh
petani, dalam analisis di hitung mengenai jumlah dengan satuan Kg dan Harga
dalam satuan Rupiah.
9. Obat-obatan
(Furadan) variabel independent (X4) adalah obat yang digunakan untuk mencegah
biji /benih yang ditanam sebagai akibat serangan semut, dihitung mengenai
jumlah dengan satuan Kilogram dan harga dengan satuan Rupiah.
10. t-hitung
, adalah pegujian pengaruh masing –masing varibel independen terhadap variabel
denpenden
11. F-hitung
adalah pengujian pengaruh secara secara keseluruhan variabel independen
terhadap variabel dependen.
12. Koefisien
determinasi (R- square) adalah seberapa besar sumbangan variabel independen
terhadap dependen.
Produksi jagung manis di
Kelurahan Landasan Ulin Utara adalah sebesar 77.650 Kg Tongkol Segar. Produksi ini diperoleh dari 30 petani
responden dengan total luas lahan sebesar 10,286 Ha, dengan produktivitas
sebesar 7,549 Kg Tongkol segar. Produktivitas ini cukup besar karena
Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
Analisis fungsi produksi Jagung
Manis dengan menggunakan fungsi produksi tipe Cobb-Douglas dan pengujian asumsi
kelinearan disajikan pada Lampiran 7 dan Tabel sidik ragam disajikan pada
Tabel berikut ini.
Tabel
13. Hasil Analisis Estimasi Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Usahatani Jagung Manis Di Kelurahan Landasan Ulin Utara
Tahun 2011.
Variabel
|
Koefisien
Regresi
|
Standart Error
|
t-test
|
t-tab
|
C
LnX1(Luas
Lahan)
LnX2 (Pupuk Kandang)
LnX3 (Pupuk NPK)
LnX4
(Obat-obatan)
|
5.3294016
-0.0642614
0.0867782
0.4132778
0.6545695
|
0.4776890
0.0661541
0.1033704
0.1261054
0.1987414
|
11.156635
-0.9713889
0.8394879
3.2772408
3.2935737
|
-
1.697
1.697
2,457**
2,457**
|
F-stat = 39.67753
F-tab
(0,01) = 2.142 (30)
R2 = 0.863916
|
Sumber
: Pengolahan data primer 2011
Keterangan
: ** Berpengruh Sangatnyata pada taraf
kepercayaan 99%
Berdasarkan hasil hasil pengolahan
data primer Tabel 13 dapat diketahui bahwa penduga faktor produksi Jagung Manis
menunjukan nilai F-stat. 0.01 (39.67753) > F-tabel 0.01 (2,142),
berarti secara keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen dengan kata lain faktor luas lahan, Pupuk Kandang, Pupuk NPK dan
Obat-obatan sangat berpengaruh pada tingkat kepercayaan 99% terhadap produksi
Jagung Manis di Kelurahan Landasan Ulin Utara.
Di lihat dari nilai Koefisien
Determinasi (R-Square) sebesar 0.863916,
dapat diketahui bahwa semua
variable independent yang dimasukan dalam persamaan mampu menerangkan variasi
produksi sebesar 86.3916%, sedangkan sisanya 13,6084% disebabkan oleh faktor
lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Secara parsial pengaruh faktor
penduga secara rinci adalah sebagai berikut :
1.
Luas lahan (X1),
faktor produksi ini menunjukan pengaruh tidak nyata terhadap produksi yang
dihasilkan pada taraf kepercayaan 95%, hal ini terlihat dari nilai t- stat (-0.9713889) < t-tab 0.05
(1,967). Nilai koefisien regresi yang menunjukan elastisitas produksi
sebesar -0.0642614,, hal ini menunjukan
bahwa apabila menambah luas lahan sebanyak 100% maka akan menurunkan produksi
sebesar -6,042614%. Nilai elastisitas
bernilai negatif, berada pada daerah III irrasional dan tidak efisien karena
Nilai elastisitas produksi kurang dari 0.
2.
Pupuk
Kandang(X2), berdasarkan hasil analisa, faktor ini menunjukan pengaruh tidak
nyata terhadap produksi pada taraf kepercayaan 95%; dimana nilai t-stat 0,8394879 < nilai
t-tab 0.05 (1.697), nilai koefisien regresi sebesar 0.0867782, hal
ini berarti bahwa nilai koefisien ini menunjukan nilai elastisitas produksi,
apabila pupuk kandang ditambah sebesar 100% maka akan menaikan hasil sebesar
8,67782%. Hal ini menunjukan bahwa
elastistas produksi bernilai positif yang berada pada fase II (0 ≤ bi ≤ 1),
berarti secara teknis pupuk kandang dimanfaatkan secara efisien.
3.
Pupuk NPK (X3)
faktor ini menunjukan pengaruh sangat pada taraf kepercayaan (99%) terhadap
produksi karena hasil analisis menunjukan bahwa nilai t-stat (3.2772408) <
t-tabel 0.01 (2,457), nilai
Koefisien regresi pupuk NPK sebesar 0,4132778, menunjukan bahwa penambahan
pupuk sebesar 100% maka akan meningkat produksi sebesar 41.32778, elastisitas
bernilai positif berada pada 0 ≤
bi ≤ 1 (Fase II) dengan demikian bahwa pemberian pupuk NPK secara teknis
efisien.
4. Obat-obatan
(X4), faktor ini menunjukan pengaruh sangat nyata terhadap produksi pada taraf
kepercayaan 99% karena nilai t-stat (3.2935737) < t-tabel 0.01 (2.457),
nilai koefisien regresi (bi) sebesar 0.6545695, hal ini menunjukan apabila
obat-obatan ditambah 100%, maka akan meningkat produksi sebesar 65,45695%, elastisitas produksi bernilai positif berarti
penggunaan faktor produksi obat-obatan secara teknis efisien (0 ≤ bi ≤ 1).
Kelayakan
Usahatani Jagung Manis
Kelayakan
merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya yang
dikeluarkan penilaian kelayakan berdasarkan kriteria apabila nilai perbandingan
tersebut lebih besar dari 1 maka secara ekonomi suatu usaha yang
diselenggarakan layak, apabila nilai perbandingan tersebut kurang dari 1 maka
secara ekonomi usaha yang diselenggarakan tidak layak dan apabila nilai
perbandingan tersebut sama dengan 1 maka usaha yang diselenggarakan dalam
keadaan titik inpas. Berdasarkan hasil analisa usahatani jagung manis di
Kelurahan landasan Ulin Utara nilai kelayakan rata-rata sebesar 1,56, hal ini
menunjukan bahwa usahatani tersebut layak untuk diusahakan, karena nilai
kelayakan lebih besar dari 1 (RCR > 1), karena setiap Rp 1 yang diinvestasi
atau dikeluarkan dalam usahatani jagung manis akan menghasilkan penerimaan
sebesar Rp 1,56 dan keuntungan sebesar Rp 0,56.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan analisis
data primer mengenai usahatani Jagung Manis di Kelurahan Landasan Ulin Utara
Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan, dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut ;
- Bahwa secara teknis penyelenggaraan usahatani Jagung Manis semi modern, namun dalam memanfaatkan teknologi modern yang saat ini mudah didapatkan, terutama teknologi pupuk belum sepenuhnya dipahami oleh petani.
- Produksi yang diperoleh dari usahatani Jagung Manis di Kelurahan Landasan Ulin Utara dalam 1 kali proses produksi adalah sebesar 77.650 Kg tongkol segar atau sebesar 7.546 ton, dengan rata-rata 2.588,33 Kg tongkol segar /petani dengan produktivitas 2.64 ton tongkol segar.
3.
Secara
keseluruhan factor produksi yang dipergunakan dalam penelitian berpengaruh
nyata terhadap produksi, namun secara parsial,
faktor produksi luas lahan (X1), tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi dan tidak efisien, sementara faktor produksi pupuk kandang (X2)
berpengaruh nyata terhadap produksi dan efisien serta faktor produksi pupuk NPK (X3) dan
Obat-obatan (X4) berpengaruh sangat nyata terhadap produksi dan efisien.
- Usahatani jagung manis yang diselengggarakan di Kelurahan landasan ulin berdasarkan hasil analisa secara ekonomi layak untuk diusahakan.
Saran
1. Penelitian yang akan diharapkan meneliti variabel lain
yang tidak termasuk dalam veriabel penelitian ini.
2. Untuk membantu masyarakat (petani) dalam hal
berusahatani Jagung Manis maka perlu adanya adopsi teknologi , biologi maupun
mekanis.
3. Perlu adanya perbaikan dibidang budidaya dalam hal
penentuan waktu tanam, varitas yang digunakan.
4. Perlu adanya perhatian yang serius dari instansi
terkait, untuk mengaktifkan petugas penyuluh.
DAFTAR PUSTAKA
Benu
Olfie ., L.,Suzana., Joachim.,N.,K. Dumais dan Sudarti 2011. Analisis
Effisiensi Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Padi Sawah di Desa Mapuya
Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten Bolaang Mongondow.
Heru., S. Yusuf Maamun dan
Rahmadi Ramli.1996. Komoditas unggulan Lahan Pasang Surut pada Era
Perdagangan Bebas dan
Pengembangannya. Balitra Banjarbaru.
Fadholi Hernanto. 1989. Ilmu
Usahatani. Penebar Swadaya. Seri Pertanian. Jakarta
Gujarati.,D.N.
1995. Basic Econometrics. Third Edition.McGraw-Hill International Editione,
Economic series.
Soekartawi. 1995. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian dan Aplikasinya. CV. Rajawali, Jakarta.
Subiyakto Sudarmo. 1992.
Pengendalian Serangga Hama Jagung Manis. Kanisius.
Suherman
Rosyidi, 2001. Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro) Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mantappppp...
ReplyDelete